Jumatan Tanpa Perempuan
62.9] Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Menjelang
Pkl 12.00, semua toa di bubungan Masjid meraung gaduh untuk
memberitakan kepada dunia bahwa pria-pria Islam hendak shalat. Shalat
itu baik karena bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik.
Shalat menjadi sangat aneh kalau dimonopoli oleh suatu kaum yang disebut
dengan laki-laki. Namun sungguh terjadi dalam peribadahan Islam. Pada
setiap hari Jumaat, sebagian besar pria Islam berbondong-bondong
mendatangi masjid terdekat, yang katanya, untuk bersembahyang. Namun,
Anda tidak akan menemukan seorang pun perempuan di antara lelaki berpeci
itu. Perempuan tidak perlu shalat. Adalah sangat mungkin agar para
perempuan tidak dincar para lelaki yang masih berbini seorang perempuan.
Anda ingat, bahwa Allah sendiri mewajibkan para pria Islam, kalau mampu
bertindak adil, boleh mengambil bini empat orang peremuan (QS 4:34).
Hal lain adalah, para perempuan Islam wajib hukumnya melayani suami.
Pelayanan yang terbaik adalah menyiapkan ‘hidangan’ buat suami di meja
makan maupun di ranjang. Para wanita muslim ini punya waktu yang cukup
untuk menyiapkan hidangan dan merias diri secantik mungkin, sehingga
sang suami terpuaskan. Serentak, orang-orang Muslim saleh ini tidak
takut terhadap ancaman Allah.
“[107.4]
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, [107.5] (yaitu)
orang-orang yang lalai dari salatnya, [107.6] orang-orang yang berbuat
ria. “.
Jelas perempuan lalai dalam shalatnya. Mereka pasti ditimpa kecelakaan yang ditetapkan oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar